Si Bodoh Komputer

Computer-PC-Wiki
‘Nih komputer aku, canggih lho, hebat!

Ah, masa, coba periksa lagi, bisa apa dia? Tidak bisa apa-apa. Komputer itu bodoh, hanya sebuah benda yang terbuat dari seonggok pasir; lucunya, orang rela mengeluarkan uang banyak untuk memilikinya!
Si pasir bodoh itu begitu berharga. Itulah, aneh tapi nyata.

Dari pasir dibuat sebuah benda namanya transistor. Sangat pemalas, kerjanya cuma tidur dan bangun, teknisi bilangnya ON dan OFF, seperti sakelar lampu yang sekali klik nyala, klik lagi, padam. Orang matematika ikut-ikutan, memberinya simbol baru ‘0’ dan ‘1’, dan mencari apa yang bisa diperbuat transistor yang hanya “tidur-bangun” ini. Eureka! Ada. Lahirlah aljabar Boole, teorema de Morgan, peta Karnaugh, dan banyak lagi. Bukan main. Si transistor tetap saja bodoh, yang pintar itu ‘kan orang di belakangnya; sepanjang malam mereka tidak tidur-tidur, sibuk berpikir!

Si empunya pasir turut senang, bisa menjual pasir lebih mahal. Si pembuat transistor juga senang karena sekarang dia tahu, sekelompok transistor kalau bekerja kompak dalam sebuah tim (teamwork) dan diberi program tertentu, sanggup melakukan pekerjaan yang hasilnya menurut manusia, luar biasa. Lihat kalkulator, sanggup berhitung lebih cepat (namun tetap bodoh, 100 : 3 x 3 = 99,9999!). Ah, kalau yang ini salah manusia, programnya kurang sempurna. Itu bukan bodoh, itu lupa namanya.

Begitulah pasir dikutak-katik, untuk memperkecil dimensi transistor (lebih kecil dari kuman!), agar tim kerja yang beranggotakan sangat banyak ini, lebih 1 milyar(?), dapat berbuat sesuatu yang dahsyat, diluar jangkauan daya pikir manusia. Kumpulan transistor bodoh masal ini namanya komputer bodoh! Masuk akal, transistor bodoh mana bisa menghasilkan kalkulator dan komputer pintar? Yang pintar tetap manusia, yang membuat transistornya, yang membuat programnya. Sebagai gambaran, berikut statistik kasar hasil ulah manusia pintar,

Computer-ML-Graph-Intel


Computer-ML-Clipart-Intel

Selamat datang ke dunia digital, dunianya ‘0’ dan ‘1’, jadilah kita pintar berkat jasa kolektif tim kerja si bodoh transistor yang bersatu bersinergi menjadi komputer! (Tetap bodoh, dari pasir.)


Sumber tulisan dan gambar: Intel

Tentang

seorang warga senior yang ingin dan senang berbagi pengalamannya menjelajah kepada generasi muda.. -- a senior citizen who is willing and enjoy sharing his traveling experiences to the next young generation..

Tagged with: , , , , , , , , , , , , , , , ,
Ditulis dalam Dunia Wirausaha, Lain-Lain, Wawasan
9 comments on “Si Bodoh Komputer
  1. Callighan berkata:

    Akankah hukum Moore mencapai limit-nya pada tahun 2014?
    http://news.cnet.com/8301-13924_3-10265373-64.html

    Kalau yang dilihat hanya transistornya saja ya memang bodoh. Sel manusia juga sebenarnya bodoh, karena tidak bisa berpikir.
    Nah, gabungan dari berbagai transistor membuat komputer lebih pintar. Sama halnya dengan manusia. Gabungan sel, organ dan jaringan membuat manusia pintar.

    Walaupun tingkat kepintaranya terbatas, kumpulan transistor bisa dibuat pintar mendekati kepintaran manusia. Pertanyaanya, apakah perlu membuat kumpulan transistor lain yang pintarnya se-pintar manusia?

    Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama, Hukum Robotik Asimov bakal jadi hukum positif ya.

    • rioseto berkata:

      Betul mas Callighan, soal bikin satu transistor sih “mudah”, begitu masal, urusannya jadi besar. Yield (keberhasilan) chip dari sebuah wafer silikon yang sekarang saja masih rendah. Ini yang membuat semua jadi mahal (relatif), karena returnnya mungkin terlalu lama? Menunggu inovasi baru, teknologi yang ‘nyeleneh’ di luar jalur. Hehe, ngelantur! (Eh, siapa tahu.)

      Gabungan, bersama, atau sinergi, daya atau power yang dihasilkan secara kolektif, jauh lebih dahsyat dibandingkan satu. Satu molekul udara saja belum sanggup menngeluarkan bunyi, ya.

      Entah seberapa pintar manusia bisa memindahkan kepintarannya ke media-media lain… Asimov juga masih harus belajar banyak untuk tidak jatuh berlari menaiki atau menuruni tangga… (meloncat?). Kalah dengan anak kecil. Belum lagi, “I love you“. Hehehe… perjalanan masih panjang, perlu trilyunan transistor untuk mewujudkannya. Mungkin.

  2. fariz berkata:

    salam satu jiwa….
    salam kenal ya………

    • rioseto berkata:

      Mas Fariz, salam kenal juga, terimakasih kunjungannya.
      Saya sudah berwisata ke 3 blog mas Fariz, dan meninggalkan
      jejak di salahsatu. Rupanya mas Fariz senang dan bangga
      untuk mandiri, begitulah seharusnya… ini baru kebanggaan.
      Tinggal menunjukkan keberhasilan dan berbagi kepada yang lain.
      Selamat, dan sukses!

  3. Mr.o2n berkata:

    Waw sangat menarik sekali sarangnya mas,makash banyak ya

  4. Mr.o2n berkata:

    Duh kapan ya bisa kenal alat2 kmputer,pegang aja kaga perna,apalagi di suruh nyalain,oy,mas aku hbs bikin blog bru yg penuh sedikit tantangan nh alamatnya http://www.jumal029.tk sekaligus promosh nh

    • rioseto berkata:

      Rekan-rekan bloger lain yang kebetulan membaca komentar ini, mas Jumal (Juma) ini anak muda dengan kemauan besar untuk maju. Tetapi semua serba terbatas. Satu-satunya modal yang dimiliki hanya sebuah HP, untuk kontak dengan dunia luar. Juma tinggal di sebuah dusun di Sengkang, Sulawesi Selatan. Bahasa daerahnya masih sangat kental.

      Komentar saya adalah mengajak Juma bertukar pikiran dengan Kepala Desa (Kades) untuk memajukan desanya. Berikut ini komentar saya berupa simulasi dialog antara Juma dengan Kades di blognya Jumal (Juma)

Tinggalkan Balasan ke Callighan Batalkan balasan

Translate • Terjemahkan
Foto Minggu Ini
Kereta Api di Jembatan Cikubang Purwakarta

Kereta api melintas di atas jembatan Cikubang Purwakarta